Berkaitandengan peta kekuatan sarana prasana berupa alat pengolah data (Laptop dan Komputer), pada tahun 2015, Sub Bagian Umum Pengadilan Tinggi Agama Jambi telah melaksanakan inventariasi sarana dan prasarana IT (informasi Teknologi) pada Pengadilan Tinggi Agama Jambi dan Pengadilan Agama sewilayah PTA Jambi .
ArticlePDF AvailableAbstractBusiness development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Erwin Setiawan on Mar 12, 2021 Content may be subject to copyright. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, 4/2 2020, 90-101 90 PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM PENGELOLAAN JARINGAN STUDI KASUS PT AJN Erwin Setiawan1, Laras Ijmania2 1,2 Program Studi lmu Komputer, Fakultas Sains dan Ilmu Komputer, Universitas Pertamina Jl. Teuku Nyak Arif Simprug, Jakarta Selatan, 12220, Indonesia E-mail , 2larasijmania ABSTRAK Pengembangan bisnis PT AJN Solusindo membuat teknologi komunikasi yang digunakan untuk melayanai kebutuhan pelangan menjadi semakin beragam. Pengelolaan jaringan merupakan salah satu upaya yang dilakukan PT AJN Solusindo untuk menjaga performansi layanan. Penelitian ini diawali dengan masalah performansi layanan yang tidak mencapai sasaran yang ditetapkan. Pengelolaan jaringan yang ada dirasa belum cukup untuk membantu menjaga performansi layanan, karena penggunaan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal. Oleh karena itu, perlu dirancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu perusahaan meningkatkan performansi layanan. Metodologi yang akan digunakan dalam perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan adalah TOGAF ADM dan Service Oriented Architecture SOA. Fungsi pengelolaan jaringan disusun mengikuti referensi fungsi pengelolaan FCAPS. Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui wawancara dengan para pemangku kepentingan, dan observasi terhadap proses bisnis dan kondisi infrastruktur teknologi informsi yang sedang berjalan. Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang memenuhi kebutuhan perusahaan untuk membantu meningkatkan performansi layanan. Kata kunci Rancangan infrastruktur teknologi informasi; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. ABSTRACT Business development of PT AJN Solusindo makes communication technologies that are used to serve the needs of the customer, becoming increasingly diverse. Network management is one of the efforts made by PT AJN Solusindo to maintain service performance. This study begins with the issue of service performance that does not meet the target. Existing network management are still not enough to help maintain the service performance, due to the use of information technology infrastructure is not optimal. Therefore, the information technology infrastructure of network management system needs to be designed, so it supports company to maintain service performance. Methodology that will be used in the design of information technology infrastructure of network management system is TOGAF ADM and service oriented architecture SOA. The network management functions are arranged to follow the reference model of FCAPS management functions. Methods of data collection are conducted through interviews with stakeholders, and observations of business processes and existing information technology infrastructure. This study provides the information technology infrastructure of network management systems design that meet the needs of the company to maintain service performance. Keywords The design of information technology infrastructure; TOGAF; SOA; ADM; FCAPS; Network Management System. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 91 1. PENDAHULUAN PT AJN adalah perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa teknologi informasi dan komunikasi TIK dan memiliki portofolio layanan yang beragam. Portofolio layanan AJN terbagi menjadi lima kelompok layanan, yaitu Satellite Solution, Connectivity, Internet, managed services, dan Industry-Based and In-Building ICT Solution. Satu kelompok layanan terbagi menjadi beberapa layanan. Keragaman portofolio layanan membuat teknologi komunikasi data yang dioperasikan dan dikelola oleh PT AJN menjadi semakin beragam. Elemen jaringan yang dikelola terbagi menjadi empat kelompok besar yaitu HUB VSAT, router, switch, dan GPON. Setiap elemen jaringan dikelola oleh sistem pengelolaan jaringan yang terpisah. Berdasarkan data performansi tahun PT AJN 2018 terdapat gangguan-gangguan yang menyebabkan elemen jaringan tidak mencapai target tingkat layanan yaitu Dari elemen jaringan tersebut, dua di antaranya adalah HUB VSAT. Hal ini dapat mengancam kelangsungan bisnis, mengingat VSAT adalah elemen jaringan yang memiliki populasi pelanggan paling tinggi dan merupakan sumber pendapatan terbesar perusahaan. Selain itu, berdasarkan laporan trouble ticket terdapat pencapaian sasaran kinerja direktorat Operation pencapaian first level handling, second level handling, dan mean time to repair MTTR masih di bawah target yang ditetapkan. Masih terdapat Satellite Solution yang menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan, memiliki availability di bawah 90% pada periode waktu tertentu. Permasalahan tidak tercapainya target performansi layanan disebabkan oleh berbagai faktor. Penulis mengelompokan penyebab tidak tercapainya target performansi layanan ke dalam lima kelompok masalah, yaitu teknologi, proses, sumber daya manusia, wilayah geografis, dan sistem pengelolaan jaringan. Dari lima kelompok masalah tersebut sistem pengelolaan jaringan dipilih sebagai penyebab yang menjadi fokus penelitian. Sistem pengelolaan jaringan dianggap tidak optimal, karena pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi yang tidak optimal, sehingga tidak dapat membantu menjaga performansi layanan. 2. METODE PENELITIAN Infrastruktur teknologi informasi adalah sekumpulan peralatan fisik dan aplikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengoperasikan seluruh organisasi. Selain itu infrastruktur TI juga merupakan sekumpulan layanan perusahaan yang didanai oleh manajemen dan mencakup kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan teknis Laudon, 2013. Menurut Robertson dan Sribar 2011 karakteristik dari infrastruktur adalah pemakaiannya lebih luas, lebih statis dan permanen dari struktur di atasnya, seringkali terhubung secara fisik dengan struktur di atasnya. Infrastruktur juga seringkali diperhitungkan sebagai layanan, dan terpisah dari struktur yang didukungnya dalam hal siklus hidup, kepemilikan, dan sumber daya manusia yang menjalankannya Pengelolaan jaringan network management mengacu pada aktivitas, metode, prosedur, dan peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan, administrasi, dan provisioning dari sistem-sistem yang saling berhubungan Clemm, 2007. Menurut Eritasari 2002 tiga kunci sukses untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi jaringan adalah kualitas sumber daya manusia, proses yaitu serangkaian aturan dan panduan dalam melakukan kegiatan pengelolaan jaringan, dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Eritasari 2002 menjelaskan pengelolaan jaringan yang baik hendaknya mampu mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, menjaga kehandalan jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting gangguan, melakukan pemonitoran, dan menyediakan pelaporan. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 92 Model referensi dalam pengelolaan jaringan memberikan panduan dan mengarahkan pengelolaan jaringan Clemm, 2007. Model referensi dapat membantu pengecekan kelengkapan sistem pengelolaan atau infrastruktur operation support. Salah satu model referensi yang ada adalah model referensi yang mengacu pada area fungsional FCAPS. Model FCAPS terdiri dari lima area fungsional, di antaranya fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management. FCAPS tertuang dalam rekomendasi ITU-T nomor Salah satu nilai bisnis dari implementasi FCAPS adalah Kemampuan untuk memprediksi, oleh sebab itu dapat mengatasi masalah pada performansi dan meningkatkan kepuasan pelanggan pengguna layanan Goyal, 2009. Area fungsional FCAPS juga digunakan pada penelitian yang dilakukan oleh Nuangjamnong 2008, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kapasitas dan performansi layanan. Penelitian yang dilakukan Nuangjamnong 2008 diawali adanya pertumbuhan tinggi pada jaringan enterprise, yang membuat kapasitas dan performansi jaringan menjadi hal yang sangat penting, baik bagi bisnis organisasi maupun bagi industri telekomunikasi. Penelitian merekomendasikan integrasi antara OSI network management model NMM dengan FCAPS, dalam rangka memenuhi kebutuhan pemenuhan standar pengelolaan kapasitas dan performansi. Komponen dasar dari pengelolaan jaringan adalah management support organization, sistem pengelolaan management system, jaringan pengelolaan management network, dan peralatan jaringan network devices Clemm, 2007. Komponen-komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Komponen Dasar Pengelolaan Jaringan Sumber Clemm, 2007 Management system dan management network adalah peralatan-peralatan yang digunakan penyedia jaringan untuk mengelola jaringan. Management network digunakan untuk menghubungkan sistem pengelolaan dengan elemen jaringan yang dikelola. Untuk mengelola jaringan diperlukan sebuah enterprise yang memiliki kompatibilitas sistem operasi, basis data, arsitektur jaringan, mendukung sistem pengelolaan jaringan yang bersifat vendor specific, mendukung protokol pengelolaan jaringan, dan sistem peringatan, tanggapan dan pelaporan alarm Eritasari, 2002. Enterprise architecture EA adalah sebuah struktur yang menyelaraskan bisnis dan TI dalam suatu enterprise. Integrasi antara bisnis dan TI memegang peranan penting bagi sebuah enterprise untuk mencapai keunggulan kompetitif Rouhani et al., 2013. Saat ini tersedia berbagai metodologi implementasi EA. Mengetahui kelemahan dan kekurangan suatu metodologi memegang peranan penting dalam memilih metodologi yang tepat untuk suatu proyek pengembangan EA Rouhani et al., 2013. Dua literatur perbandingan kerangka kerja EA yang dijelaskan pada penelitian ini adalah perbandingan yang dilakukan oleh Rouhani et al Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 93 2013 yang berjudul “A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodology” dan Session 2007 yang berjudul “A Comparison of the Top Four Enterprise-Architechture Methodologies”. Rouhani et al. 2013 membandingkan berbagai metodologi implementasi EA, di antaranya Enterprise Architecture Planning EAP, TOGAF, The Department of Defense Architecture Framework DODAF, Gartner, dan The Federal Enterprise Architecture FEA. Kesimpulan dari perbandingan yang dilakukan adalah, tidak ada metodologi implementasi EA yang lengkap. TOGAF memiliki nilai tertinggi pada semua aspek, akan tetapi masih perlu adanya penurunan kompleksitas proses dan modeling. Tabel 1 Perbandingan Enterprise Architecture Sumber Rouhani et al, 2013 Session 2007 membandingkan kerangka kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner didasarkan pada 12 kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel perbandingan Sessions 2007, TOGAF memiliki rating tertinggi pada kelengkapan proses, netralitas vendor, dan ketersediaan informasi. Selain itu, TOGAF juga memiliki nilai time to value yang tinggi, sehingga organisasi dapat lebih cepat merancang arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil perbandingan Rouhani et al. 2013 dan Sessions 2007, maka penelitian ini akan menggunakan metodologi Architecture Development Method ADM TOGAF sebagai kerangka kerja dalam merancang infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Tabel 2 Perbandingan Kerangka Kerja Zachman, TOGAF, FEA, dan Gartner Sumber Session, 2007 Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 94 ADM adalah metode untuk mengembangkan arsitektur enterprise yang merupakan inti dari TOGAF Open Group, 2011. ADM digunakan untuk mengembangkan EA yang akan memenuhi kebutuhan bisnis dan kebutuhan teknologi informasi yang dibutuhkan oleh organisasi Zhao, 2010. ADM menggunakan pendekatan langkah demi langkah untuk mengembangka dan menggunakan arsitektur enterprise. ADM bersifat iteratif, yaitu sebuah proses yang berkesinambungan, bersiklus, dan diulangi sepanjang waktu. Siklus dari ADM dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 2 Siklus Pengembangan Arsitektur Sumber TOGAF, 2011 Setelah mempelajari berbagai literatur dan penelitian terdahulu yang dirasa relevan, kerangka teoretis yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ditunjukan pada Gambar 5. Gambar 3 Kerangka Teoritis Penelitian Prinsip-prinsip bisnis perusahaan yang berhasil diidentifikasi akan menentukan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi-fungsi Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 95 pengelolaan jaringan akan menjadi landasan bagi rancangan visi arsitektur sistem pengelolaan jaringan. TOGAF ADM, SOA dan stakeholder requirement akan menentukan rancangan arsitektur pengelolaan jaringan perusahaan. Selanjutnya infrastruktur TI pengelolaan jaringan dirancang berdasarkan rancangan arsitektur yang telah ditentukan. Penelitian ini terdiri dari 11 tahapan, mulai pengumpulan data awal sampai dengan penarikan simpulan. Pengumpulan data awal dilakukan untuk mendefinisikan masalah dan menyusun pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara kepada para pemangku kepentingan dan observasi terhadap berbagai dokumen perusahaan dan kondisi sistem pengelolaan jaringan yang sedang berjalan. Hasil interpretasi data wawancara kemudian menjadi masukan bagi perancangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM. Metode penarikan kesimpulan yang digunakan adalah penalaran induktif. Tahap-tahap penelitian digambarkan ditunjukan pada Gambar 4. Gambar 4 Metodologi Penelitian Dalam setiap tahapan TOGAF, dilakukan analisis terhadap kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan pada sistem dan teknologi informasi. Hasil analisis dituangkan dalam tabel kesenjangan aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi. Tabel kesenjangan aplikasi digunakan untuk merancang portofolio aplikasi yang dibutuhkan untuk sistem pengelolaan jaringan. Usulan infrastruktur teknologi informasi didasarkan pada tabel kesenjangan teknologi informasi yang merupakan perbandingan antara infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki saat ini dan infrastruktur teknologi informasi yang diharapkan. Kesenjangan aplikasi dapat dilihat pada Tabel 3, sementara kesenjangan infrastruktur teknologi informasi dapat dilihat pada Tabel 4. Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 96 Tabel 3 Analisis Kesenjangan Aplikasi Tabel 4 Analisis Kesenjangan Infrastruktur Teknologi Informasi Setelah dilakukan analisis terhadap kebutuhan dan kondisi saat ini, maka strategi yang dilakukan untuk mewujudkan rancangan infrastruktur teknologi infromasi sistem pengelolaan jaringan diantaranya menghapus erase sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang yang sudah tidak dibutuhkan, mempertahankan dan mengelola retain sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang masih dibutuhkan, dan menambahkan add sistem dan infrastruktur teknologi informasi yang dibutuhkan namun saat ini tidak dimiliki oleh Perusahaan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan. Hasil rancangan direpresentasikan dalam arsitektur aplikasi, topologi logis infrastruktur, topologi fisik infrastruktur jaringan sistem pengelolaan jaringan. Rancangan portofolio aplikasi, topologi jaringan dan infrastruktur didasarkan pada analisis kesenjangan terhadap aplikasi dan teknologi informasi. Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dapat dilihat pada tabel kesenjangan aplikasi Tabel 3. Perancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dilakukan mengikuti tahapan Architecture Development Model ADM TOGAF. Penelitian ini hanya melaksanakan ADM process sampai tahap arsitektur teknologi. Hal ini disebabkan karena penelitian ini bertujuan untuk merancang infrastruktur teknologi informasi, tidak mencakup implementasi infrastruktur yang telah dirancang. Perancangan infrastruktur teknologi informasi melalui tahap-tahap persiapan penelitian, fase preliminary, fase visi arsitektur, fase arsitektur bisnis, fase arsitektur sistem informasi, dan fase arsitektur teknologi. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 97 Pada tahap persiapan penelitian dilakukan wawancara dan observasi terhadap sistem pengelolaan yang sedang berjalan. Wawancara dilakukan kepada pemangku kepentingan dan Manager Network Operation Support perusahaan sejenis. Wawancara pertama dilakukan pada Chief Operating Officer COO dan direktur Operation. Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi prinsip-prinsip bisnis perusahaan. Wawancara kepada Manager Network Operation Support perusahaan sejenis dilakukan untuk mengetahui fungsi pengelolaan jaringan yang digunakan. Pada tahap ini berhasil ditetapkan fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan mengacu pada model FCAPS. Fase Preliminary kemudian dilakukan untuk menganalisis data-data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan COO, Direktur Operation, dan Stakeholders sistem pengelolaan jaringan. Dari hasil analisis ini dihasilkan 18 prinsip-prinsip bisnis perusahaan, Direktorat Operation sebagai unit bisnis yang akan dijadikan fokus dalam penelitian, kerangka kerja yang akan digunakan, dan identifikasi dan pemetaan stakeholders, concern, requiemrent, dan prinsip-prinsip arsitektur sistem pengelolaan jaringan. Pada fase ini berhasil diidentifikasi Sembilan stakeholders, enam concern, dan 15 requirements. Lima dari 18 prinsip bisnis yang telah diidentifikasi kemudian dipilih sebagai landasan untuk menyusun prinsip-prinsip arsitektur. Prinsip-prinsip arsitektur akan mendasari pengembangan arsitektur sistem pengelolaan jaringan, terdiri dari 10 prinsip, yang dikelomopokan ke dalam 4 domain yaitu prinsip bisnis, prinsip aplikasi, prinsip data, dan prinsip aplikasi. Setiap prinsip kemudian dijelaskan nama, statement, rationale, dan implication nya Berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur dan fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan, selanjutnya dirancang visi arsitektur. Visi arsitektur yang dirancang meliputi fungsi-fungsi sistem pengelolaan jaringan yang terdiri dari fungsi fault management, configuration inventory, performance management, utilized resource, dan security management. Visi arsitektur yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara mengurangi waktu downtime melalui fungsi fault management, mengontrol elemen jaringan melalui fungsi configuration management, memprediksi performansi layanan melalui fungsi performance management, meningkatkan keamanan jaringan melalui fungsi security management, dan mengelola kapasitas jaringan melalui fungsi utilized resurce management. Arsitektur bisnis dirancang berdasarkan visi arstitektur yang telah dirancang. Business Footprint disusun untuk menggambarkan hubungan antara sasaran bisnis, proses bisnis, dan fungsi-fungsi bisnis. Fungsi-fungsi bisnis diturunkan dari fungsi sistem pengelolaan jaringan yang sudah ditetapkan pada visi arsitektur. Pada business footprint sistem pengelolaan jaringan berhasil diidentifikasi empat proses bisnis utama dan 13 fungsi bisnis. Proses bisnis utama yang ada saat ini kemudian dianalisis, untuk menemukan masalah pada proses bisnis yang dapat berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan stakeholder dalam meningkatkan performansi layanan. Terdapat sembilan masalah yang berhasil diidentifikasi pada proses bisnis existing. Proses bisnis baru kemudian diusulkan untuk mengatasi masalah tersebut. Strategi perubahan proses bisnis dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip business process redesign untuk e-business El Sawi, 2000. Strategi yang dilakukan adalah vitrify, Digitize and Propagate, Sensitize, Loose wait, Analyze and synthesize. Fungsi-fungsi bisnis yang sudah diidntifikas kemudian dipetakan interaksinya. Pemetaan interaksi bisnis menghasilkan delapan layanan, dari layanan-layanan tersebut kemdian ditentukan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung layanan tersebut. Perancangan arsitektur sistem informasi terdiri dari perancangan arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur aplikasi dirancang dengan melakukan analisis terhadap portofolio aplikasi existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur aplikasi baru. Identifikasi Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 98 kebutuhan aplikasi dilakukan dengan melakukan pemetaan terhadap fungsi bisnis yang sudah disusun pada business footprint dan aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi bisnis tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi, aplikasi baru yang perlu dikembangkan adalah aplikasi Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Aplikasi yang perlu ditingkatkan adalah proNMS, dan aplikasi yang akan dihapuskan adalah The Dude dan OSS. Arsitektur data dirancang dengan melakukan analisis terhadap data existing, identifikasi kebutuhan, dan usulan arsitektur data baru. Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan cara memetakan layanan yang diidentifikasi pada arsitektur bisnis terhadap data-data yang dibutuhkan. Data-data untuk mendukung layanan diturunkan dari informasi yang digambarkan pada pemetaan interaksi bisnis. Data-data yang diperlukan, usulan aplikasi, dan layanan dipetakan ke dalam diagram diseminasi data. Berdasarkan strategi yang telah dilaksanakan maka disusun Portofolio Aplikasi yang merupakan gambaran dari asitektur sistem informasi yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung pengelolaan jaringan pelanggan. Usulan arsitektur sistem informasi berupa portofolio aplikasi digambarkan ke dalam Mc Farlan’s grid Ward and Peppard,2002. Aplikasi-aplikasi yang diperlukan pada sistem pengelolaan jaringan dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Usulan Portofolio Aplikasi Aplikasi Operation Dashboard dan NewProNMS diletakan pada kuadran strategic, karena aplikasi ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan mencapai sasaran strategis Perusahaan. Aplikasi Delivery Management dan Logistic merupakan otomasi pencatatan proses pasang baru dan pencatatan aset produksi, kedua aplikasi tersebut masuk ke dalam kuadran support. Aplikasi iMonitor, NMS Shiron, dan CACTI merupakan aplikasi untuk kegiatan operasional sehari-hari, dan masuk ke dalam kuadran key operational. Perancangan arsitektur teknologi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap arsitektur data existing, identifikasi kebutuhan, dan merancang arsitektur teknologi baru. Analisis dilakukan pada infrastruktur teknologi existing yang mencakup data center, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan. Identifikasi kebutuhan didasarkan pada masalah yang ada pada infrastruktur saat ini dan rancangan arsitektur yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil perancangan arsitektur teknologi adalah katalog standar teknis, usulan topologi logis, dan usulan topologi fisik infrastruktur sistem pengelolaan jaringan. Rancangan arsitektur teknologi baru didasarkan pada service oriented architecture SOA. Topologi logis sistem pengelolaan jaringan menunjukan koneksi antara satu perangkat infrastruktur dengan lainnya. Topologi logis dapat dilihat pada Gambar 6. Topologi ini diusulkan berdasarkan strategi yang telah ditetapkan pada tabel kesenjangan infrastruktur teknologi informasi pada Tabel 4. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 99 Pada Gambar 6 semua aplikasi saling terhubung melalui sebuah middleware. Antar muka antara aplikasi ke middleware menggunakan web service. Tujuan utama dari digunakannya middleware adalah untuk membuat arsitektur lebih mudah dikembangkan jika terdapat penambahan atau pengurangan teknologi di masa yang akan datang. Data-data yang dihasilkan melalui pooling terhadap Network Element akan secara periodik dan terotomasi dikirim dan dianalisis oleh aplikasi-aplikasi pengelolaan jaringan. Topologi fisik dari arsitektur teknologi dirancang untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan sistem pengelolaan jaringan. Topologi fisik usulan dapat dilihat pada Gambar 7. Topologi fisik ini merupakan hasil jika strategi yang telah ditetapkan pada hasil analisis kesenjangan teknologi informasi pada Tabel 4. Komponen-komponen infrastruktur teknologi informasi yang perlu ditambahkan berdasarkan kebutuhan adalah firewall, server cadangan, jaringan cadangan backup link, dan server basis data yang diletakan di server farm. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa setiap lokasi dihubungkan minimal oleh dua jaringan, yaitu jaringan utama dan jaringan backup. Server farm utama terdapat di lokasi Network Operation Center NOC Jakarta 1 dan backup server farm berada di lokasi Jakarta PoP 4. Setiap server farm dilengkapi oleh sebuah firewall untuk meningkatkan sistem pengelolaan jaringan. Untuk mewujudkan infrastruktur teknologi usulan dan yang ada saat ini, dilakukan analisis kesenjangan. Analisis kesenjangan untuk arsitektur aplikasi dapat dilihat pada tabel 3. Fase terakhir dalam penelitian ini adalah fase Opportunities and Solution. Pada fase ini dilakukan analisis kesenjangan terhadap arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Analisis kesenjangan dilakukan untuk mengetahui mana aplikasi atau teknologi yang akan dipertahankan retain, ditingkatkan upgrade, dihapus erase, dan dibuat baru add. Pada fase ini juga disusun rancangan solusi untuk mengatasi masalah pada arsitektur teknologi. Solusi yang diusulkan adalah pengadaan server backup, server database, firewall, dan backup link. Gambar 6 Arsitektur Topologi logis Usulan Erwin Setiawan & Laras Ijmania et al., Perancangan Infrastruktur Teknologi Informasi 100 Gambar 7 Rancangan Topologi Gabungan Usula SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan yang dapat meningkatkan performansi layanan. Penelitian ini menetapkan FCAPS fault management, configuration management, accounting management, performance management, dan security management sebagai fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang akan digunakan. Perancangan visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi didasarkan pada fungsi-fungsi pengelolaan jaringan yang telah ditetapkan. Rancangan infrastruktur teknologi informasi sistem pengelolaan jaringan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara menghasilkan sistem pengelolaan jaringan yang dapat membantu dalam mengontrol elemen jaringan, mengurangi waktu gangguan, memprediksi performansi jaringan, meningkatkan keamanan jaringan, mengurangi waktu troubleshooting dalam penanganan gangguan, melakukan pemonitoran jaringan, dan menyediakan pelaporan secara cepat dan akurat. Hasil rancangan infrastruktur mengusulkan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi baru yaitu NewProNMS, Logistic, Delivery Management, dan Operation Dashboard. Selain itu pada tahap ini juga disusun topologi logis dan fisik dari topologi infrastruktur teknologi sistem pengelolaan jaringan bagi seluruh pengguna di berbagai lokasi kerja. Arsitektur teknologi yang diusulkan dapat meningkatkan performansi layanan dengan cara meningkatkan kehandalan sistem pemonitoran dan pengontrolan elemen jaringan, dan meningkatkan keamanan jaringan. Computatio Journal of Computer Science and Information Systems, volume 4, no. 2, November 2020 101 DAFTAR PUSTAKA [1] PT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat Operation [2] Clemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco Press [3] Eritasari, Indah. 2002. Perencanaan Infrastruktur Jaringan Komputer PT Telkom Divre 2. Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Magister Teknologi Informasi [4] Goyal, P. 2009. FCAPS in the Business Services Fabric Model. Infrastructures for Collaborative Enterprises. [5] Nuangjamnong, C., & Maj, P. S., & Veal, D. 2008. The OSI Network Management Model – Capacity And Performance Management. International Conference on Management Of Innovation and Technology, pp. 1266 - 1270. [6] Rouhani, D. B., & Mahrin, & Nikpay, F., & Nikfard, P. 2013. A Comparison Enterprise Architecture Implementation Methodologies. International Conference on Informatics and Crative Multimedia. [7] Sessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Inc. [8] The Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group. [9] Zhao, L., & Yao, K. 2010. The Use of ADM for SOA Design. International Conference on Educational and Information Technology, pp. 302 - 306. [10] Ward, J., & Peppard, J. 2002, Strategic Planning for Information System, 3rd edition, West Sussex – England Jhon Wiley & Sons, Ltd. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ZhaoQing YaoService-oriented architecture SOA provides the flexibilities of dynamically composing business processes through the links of services. But how to analyze and design to achieve this architecture in large-scale IT environments does not have a matured method. In this paper, we present a method based on Architecture Development Method ADM. A SOA based system “ the Intelligent Platform of Virtual Travel Agency ”IPVTA was researched and designed, implemented and obtain good the rapid growth of large enterprise networks, capacity and performance management issues are becoming increasingly important to both business organizations and the telecommunication industry. Capacity and performance management techniques and methods provide guidance on how to plan, justify and manage network resources. Inappropriate planning for capacity and performance may lead to wasted resources resulting in unnecessary cost, or lack of resources resulting in poor network performance or even the unavailability of IT services. Moreover, it is not uncommon for networks to be equipped with devices from different vendors which potentially add to complexity. Resource management may be assisted by using a network management framework. The OSI Network Management Model NMM is the standard model and provides a conceptual framework for organizing a diverse range of network resources. This paper is an analysis of the OSI NMM to evaluate its use within large enterprise networks focusing upon capacity and performance Trouble Ticket Management OSSPt Ajn SolusindoPT AJN Solusindo. 2018. Laporan Trouble Ticket Management OSS 2018. Jakarta Direktorat OperationNetwork Management FundamentalA ClemmClemm, A. 2007. Network Management Fundamental. Indianapolis Cisco PressA Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture MethodologiesR SessionsSessions, R. 2007. A Comparison of the Top Four Enterprise-Architecture Methodologies. ObjectWatch, Version The Open GroupThe Open Group. 2011. TOGAF Version The Open Group.
daninternet, hal tersebut sangat efektif untuk menciptakan sebuah karya. Komputer yang berperan sebagai media pengolahan data sangat penting dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain itu komputer juga dapat digunakan untuk media komunikasi, yaitu dengan menggunakan fasilitas internet. Manfaat internet juga dapat memperluas
Você já parou para pensar na quantidade de informações com as quais a sua empresa lida diariamente? O que você faz com o volume de dados que chega até a sua empresa? Realizar a gestão de informação vai garantir que esse material seja melhor aproveitado para a conquista dos seus objetivos. Mas, afinal, o que é gestão da informação? Como fazer a gestão da informação? Qual é a importância da informação para as organizações? Essas e outras perguntas serão respondidas ao longo deste post! Acompanhe! A gestão da informação é o conjunto de práticas usadas para coletar, armazenar, organizar e utilizar os dados que circulam pela empresa todos os dias. A partir daí, a organização pode usá-los para diversos fins, tais como otimização de processos; identificação de problemas; avaliação de oportunidades de mercado; conhecimento sobre clientes; para a tomada de decisão nas empresas. Esclarecendo o que é informação para as empresas? Informação, no contexto empresarial, se refere a todos os dados que geram valor para o negócio. São registros de fatos, acontecimentos e inputs que ajudam a organização a identificar padrões, gargalos e oportunidades de melhoria em seus processos. Com base nas informações empresariais, é possível validar estratégias, orientar decisões e reduzir incertezas, posicionando os negócios de forma mais sólida no mercado. Você já ouviu a afirmação de que “Dados são o novo petróleo”? A frase se encaixa perfeitamente no contexto da gestão da informação. Empresas que sabem como receber e internalizar seus dados ou informações têm em mãos um ativo intangível e muito valioso, já que gera desenvolvimento e transformação. Na prática como funciona a gestão da informação? A gestão da informação e do conhecimento envolve a organização de dados sobre processos, clientes, sobre o mercado e todas as demais áreas que forem de interesse da empresa. Como pontuamos anteriormente, o objetivo da gestão de informação é permitir que a empresa tenha mais embasamento para a tomada de decisão, independente da área, setor, porte ou objetivo. O uso de dados é uma das formas mais seguras de observar os diversos processos de uma empresa e identificar gargalos e oportunidades. Também contribui para a identificação de oportunidades e ameaças no mercado. Para a otimização de atividade e fluxos de tarefas. Por meio do gerenciamento de informações, você conhece mais sobre seus clientes e se relaciona melhor com eles. De fato, a retenção de clientes é 14% maior entre as empresas que investem em big data e analytics. Big Data O big data é a área que estuda como tratar, analisar e obter informações a partir de conjuntos de dados. Afinal, não basta reunir dados e informações, é preciso saber o que fazer com eles, ou seja, como ler o que eles indicam e como tomar decisões a partir disso. Por meio da gestão da informação, a empresa reduz a chance de erros e amplia a agilidade com a qual identifica oportunidades e problemas, aumentando também a eficiência na busca por soluções. Não podemos deixar de lado a ideia de que um sistema de gerenciamento da informação deve garantir a segurança de todo esse conhecimento. Logo, além de responder o que é gestão da informação, é indispensável compreender como fazer a gestão da informação. Resumindo importância da gestão da informação nas empresas No tópico anterior, destacamos o quanto a gestão da informação impacta positivamente no embasamento de tomadas de decisão com agilidade e confiabilidade. Além disso, pontuamos que o tratamento de dados reduz as chances de erro, o que, consequentemente, otimiza o uso de recursos financeiros no negócio. Entende como a gestão da informação funciona como um fio condutor da estratégia corporativa? Quando bem feito, esse gerenciamento traz fluidez aos processos, que tendem a ocorrer de forma integrada e bem-sucedida. Gestão de dados para que serve a política de segurança da informação? Quando falamos em gestão da informação, não podemos deixar de pontuar a segurança dos dados. Afinal, é fundamental tratar de forma responsável e cuidadosa as informações coletadas de fontes tão diversas. Não à toa, a Lei Geral de Proteção e Uso de Dados LGPD traz tantas discussões acerca dos direitos e deveres das empresas sobre a manipulação das informações cedidas por clientes e usuários de serviços. Entretanto, o cuidado com a gestão da informação também deve ser fortalecido no ambiente interno, com ações que envolvam diretrizes sobre como os funcionários devem tratar os dados; restrições e permissões sobre o acesso a determinados conteúdos; uso de dispositivos móveis/internet como ferramentas de trabalho; criptografia de dados internos; auditoria dos sistemas; etc. Todos os direcionamentos relacionados a estes e outros aspectos precisam ser cuidadosamente desenhados e disponibilizados amplamente pelas organizações, promovendo participação e entendimento de todo o time de colaboradores; preservação da integridade das informações da empresa; proteção, por parte da empresa, das informações de terceiros sob sua propriedade. Princípios da Segurança da Informação Para estabelecer um padrão orientativo e assegurar que as medidas tomadas pelas empresas sejam efetivas, estabeleceu-se 3 princípios-chave relacionados ao tema. A seguir, você conhece cada um deles. 1- Confidencialidade O primeiro princípio diz respeito à confidencialidade das informações, ou seja, o dever da empresa de controlar o acesso aos dados fornecidos à empresa. 2- Integridade O segundo ponto é o princípio da integridade. Ele determina que as informações cedidas não sejam alteradas de forma indiscriminada, mantendo-se corretas e confiáveis. 3- Disponibilidade Por fim, o princípio da disponibilidade defende que os dados estejam sempre disponíveis para acesso e uso de pessoas autorizadas. Estes princípios devem ser adotados por quaisquer órgãos que recebem ou coletam dados para gerenciar internamente. Isso vale para instituições bancárias, lojas, empresas B2B, e-commerces etc. Aproveite o momento para assistir a esta breve palestra no TedX Petrópolis sobre o valor dos dados e a importância da privacidade em tempos digitais Benefícios da gestão de informações Até aqui, você viu que a gestão de informações traz uma série de benefícios e vantagens às corporações. Para facilitar sua visualização e estimular a adoção de práticas relacionadas a este tema, compilamos os principais pontos fortes do gerenciamento de dados nas empresas. Mais produtividade na operação times que trabalham orientados por dados e informações tendem a ser mais produtivos, reduzindo o tempo de entregas/resolução de demandas e ampliando o índice de satisfação com os resultados; Alinhamento na comunicação informações gerenciadas de forma transparente e acessível promovem a unificação no entendimento sobre o negócio. Consequentemente, diferentes equipes passam a trabalhar naturalmente de forma coordenada, reduzindo os ruídos e simplificando a comunicação entre áreas; Decisões estratégicas melhor embasadas ao consultar a base de conhecimento da empresa e o diretório de informações estratégicas internas e externas, gestores e lideranças conseguem uma visão sistêmica de questões relacionadas ao negócio, o que possibilita decisões estratégicas melhor embasadas; Mais satisfação para o cliente se a gestão de informação for direcionada ao atendimento ao cliente, é possível identificar padrões comportamentais e compreender, de forma precisa, aquilo que o consumidor busca em uma experiência de compra; Antecipação de tendências da mesma forma, a análise de dados pode ajudar a antecipar tendências de consumo e até a prever crises e gargalos; Redução de custos ao gerenciar informações de maneira satisfatória, as empresas conseguem reduzir falhas, otimizar processos e, consequentemente, aproveitar de forma efetiva os recursos disponíveis para as diferentes frentes do negócio. Vantagens da Gestão da Informação para as empresas Ajustar as operações de experiência do cliente, otimizar a produtividade na empresa e compreender o padrão comportamental do consumidor a partir de pontos de contato com o negócio também impactam positivamente nos indicadores do negócio. Afinal, todos os benefícios conquistados com a gestão informacional têm, como objetivo, estreitar a relação cliente-empresa, transformando a experiência de compra em um momento de satisfação e encantamento. Com isso, é possível identificar melhorias em KPIs estratégicos do negócio, tais como fidelização de clientes; ticket médio; CAC Custo de Aquisição de Clientes; etc. Leitura complementar 8 indicadores de vendas para acompanhar e gerenciar Como fazer a gestão da informação 7 passos estratégicos É claro que você vai precisar de tecnologia ao seu lado para coletar, armazenar e organizar todos os dados que chegam até a sua empresa. Falaremos sobre sistema de gerenciamento da informação ao longo deste artigo. Entretanto, além de uma boa ferramenta de gestão, sua empresa também precisa de planejamento e uma série de outros cuidados para que tudo isso funcione da forma adequada. Então, como fazer a gestão da informação? Siga o passo a passo Crie uma cultura organizacional que prioriza os dados Integre as ferramentas que a sua empresa usa Implemente o Business Intelligence na sua empresa Garanta a integridade dos dados Defina regras de controle de acesso Preocupe-se com a qualidade da comunicação interna Tenha ao seu lado um sistema de gerenciamento da informação A seguir, compreenda como aplicar cada uma dessas etapas para fazer a gestão da informação. 1. Crie uma cultura organizacional que prioriza os dados Criar uma cultura organizacional que valorize a gestão de dados fará com que todos os colaboradores se comprometam em cuidar dessas informações. De fato, as pessoas que trabalham dentro da sua empresa, em cada setor, lidam diretamente com grande parte dos dados que chegam até a organização. Sejam dados de clientes, de atendimento, vendas, marketing ou de processos. Geralmente, uma parte significativa dessas informações passa pelas mãos de quem trabalha na empresa. Com o volume alto de atividades diárias, é fácil esquecer de atualizar alguma informação ou perder dados de clientes, por exemplo. Tentando evitar que isso aconteça, a gestão de dados deve fazer parte da cultura da empresa. Todos devem entender por que armazenar as informações é algo importante, O primeiro passo é, realmente, usar os dados e informações no dia a dia. Se a única coisa que você faz com os dados é coletar e armazenar, esse processo se torna um a etapa cansativa e desnecessária para grande parte das pessoas que precisam comprá-la. A gestão de informação também envolve o uso estratégico dos dados para a melhoria dos setores, processos e resultados. 2. Integre as ferramentas que a sua empresa usa Uma das formas de tornar a coleta e armazenamento de dados mais ágil é integrar as ferramentas que a sua empresa usa. A Zendesk, por exemplo, tem uma ferramenta de atendimento ao cliente e um CRM de vendas que podem ser integrados a sistemas como Facebook Ads Leads. Por meio da funcionalidade, os leads capturados nas ações que usam a ferramenta são direcionados ao Zendesk automaticamente. Na prática, a cada nova resposta em um formulário do Facebook Lead Ads, é criado, automaticamente, um ticket no Zendesk. Esse é apenas um exemplo de como o uso de ferramentas integradas vai contribuir para que as informações não se percam e possam ser concentradas em um local seguro, sem demandar mais tempo da sua equipe. Em suma, garantir que os sistemas que a sua empresa usa possam ser integrados vai permitir uma gestão de informação mais segura e simples. 3. Implemente o Business Intelligence na sua empresa Business Intelligence, ou inteligência de negócios, é o nome dado a um conjunto de ações empresariais que transformam grandes quantidades de dados em informações relevantes. Como falamos acima, não basta coletar e arquivar informações, é preciso usá-las constantemente na sua empresa para a tomada de decisões e para identificação de áreas que precisam de melhorias, por exemplo. Quando falamos sobre BI no atendimento ao cliente, por exemplo, podemos usar os dados, continuamente, para identificar o perfil de consumidor que busca por sua oferta quais demandas não estão sendo atendidas pelo mercado reclamações mais comuns tempo de vida do cliente dentro da empresa, e mais. Tudo isso pode – deve – ser usado para gerar insights sobre áreas que precisam ser priorizadas dentro da empresa, processos que devem ser modificados e mais. Para isso, eles devem mostrar resultados de ações passadas e indicações para o futuro. Isso é a gestão inteligente de negócios, ou BI. 4. Garanta a integridade dos dados Quando dados perdem a sua integridade, as decisões da sua empresa também ficam comprometidas, porque passam a ser tomadas a partir de informações erradas. Por isso, um dos cuidados de como fazer a gestão da informação deve ser voltado para a garantia dessa integridade. Ou seja, para a garantia de que os dados armazenados são confiáveis e não sofrem interferências externas. Em resumo, garanta que o conhecimento não será comprometido por qualquer razão que seja. Usar ferramentas seguras, que te ajudam a reunir e monitorar os dados e informações, vai contribuir para que haja segurança de dados, entretanto, esteja sempre monitorando cada informação que entra no sistema para garantir que, quando você precisar, poderá usá-la com segurança. 5. Defina regras de controle de acesso Pode ser que você esteja pensando sobre o perigo das informações da sua empresa e dos dados que ela tem, caírem em mãos erradas. Vazamentos de dados geram manchas irreparáveis na história de uma empresa. Por isso, criar um sistema que define as regras de acesso, estabelecendo quem pode e quem não pode acessar determinados conjuntos de informação, é vital. Crie regras de acesso e estabeleça quem pode e quem não pode visualizar determinados dados. Inclua um sistema de segurança que vai proteger seus dados de ciberataques. Lembre-se de considerar também a segurança das informações físicas, como contratos. 6. Preocupe-se com a qualidade da comunicação interna O que seria da informação sem a comunicação? Nada! Parte da informação que queremos conhecer e gerenciar está na comunicação interna. O compartilhamento de informação sobre clientes, por exemplo, entre o setor de vendas e de atendimento, precisa ser coletado, armazenado e usado para melhorar a experiência do cliente e otimizar os resultados dos setores. Fazendo uma conexão com a dica anterior, vale lembrar que canais de comunicação integrados são essenciais para a manutenção e integridade dos dados coletados pela empresa. Sobre esse assunto, indicamos que você acesse o conteúdo exclusivo “Confira 5 exemplos de comunicação interna assertiva para aplicar na sua gestão”. 7. Tenha ao seu lado um sistema de gerenciamento da informação Falamos sobre ele o artigo todo, e só agora chegou a hora de aprofundarmos nosso conhecimento sobre a escolha de um sistema de gerenciamento da informação. O comportamento do mercado mudou e investir em tecnologia não é mais um diferencial, mas uma necessidade vital para empresas que desejam se manter competitivas. Junto com a tecnologia, o uso de dados e a gestão da informação se mostraram importantes ativos da empresa para um processo de melhoria contínua e desenvolvimento do negócio. Por meio das ferramentas certas, a coleta, armazenamento e uso dos dados acontecem de forma mais inteligente e eficaz. Por meio da automação, muitos dados são reunidos em conjunto de informações que vão contribuir para os objetivos estratégicos do negócio. Dentro do software de suporte ao cliente da Zendesk sua empresa tem acesso a uma ferramenta de relatórios e análise que usa dados para mensurar e aprimorar toda a experiência do cliente. Comece a gerenciar suas informações agora mesmo! Investir em soluções capazes de melhorar essa área se torna uma prioridade para os negócios. Isso também é visto em dados como o do relatório da Forrester que indica que 72% das empresas dizem que melhorar a experiência do cliente é sua principal prioridade. Por meio da tecnologia, soluções de atendimento ao cliente facilitam o acesso e a compreensão aos dados relacionados à jornada do consumidor. Segundo Colin Wilkinson, gerente sênior na capacitação de agentes e serviços aos associados na Etsy, cliente da Zendesk, a solução contribui estrategicamente com o desenvolvimento da empresa. “A visibilidade que a solução de criação de relatórios da Zendesk oferece nos ajudou a fazer grandes melhorias nas operações de suporte. Agora, podemos identificar áreas problemáticas usando nossos tickets, ajustar rapidamente as regras de encaminhamento e identificar oportunidades de treinamento para a nossa equipe.” Facilite sua gestão da informação Saber como fazer gestão da informação na sua empresa pode transformar a maneira como você olha para os dados gerados. Mas, além disso, conhecer ferramentas que facilitem o processo gerencial, tornando-o mais simples e fluido é um diferencial. Com o software de CRM, por exemplo, seu time de vendas tem em mãos um sistema que recebe, armazena e organiza informações com agilidade e confiabilidade. Além de centralizar dados, a ferramenta facilita a visualização do pipeline de vendas; auxilia na priorização de informações; permite a gestão do contato com o cliente em vários canais; transforma inputs em relatórios e muito mais. Que tal conhecer mais um software de grande utilidade para gerenciar informações e otimizar o relacionamento com o cliente? O Zendesk Service é o sistema de atendimento exclusivo da Zendesk. Em sua plataforma, os times têm acesso a ferramentas colaborativas e podem conduzir os tickets e contatos com o consumidor por meio de múltiplas plataformas, efetivas e integradas. Quer conhecer o Service e todas as suas funcionalidades? Faça um teste gratuito da feramenta agora mesmo!
InfrastrukturTeknologi Informasi, Komponen dan Jenisnya. Jul 26, 2017 | Data Center. Infrastruktur teknologi adalah pondasi atau kerangka kerja yang mendukung suatu sistem atau organisasi. Dalam komputasi, infrastruktur teknologi informasi terdiri dari sumber daya fisik dan virtual yang mendukung arus, penyimpanan, pengolahan dan analisis data. Download Free PDFDownload Free PDFKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIKONSEP DATA dan INFORMASIILmi ILmi
\n \n \npengelolaan data informasi dan internet
Judul: Sistem Informasi Pengelolaan Data Pelanggan Pada PT. Lintang Nusantara Niaga Berbasis Website Dalam sebuah perusahaan yang didedikasikan untuk pembelian dan penjualan produk, salah satu faktor terpenting yang mendukung berjalannya perusahaan tersebut adalah pelanggan. Sama halnya pada PT. Lintang Nusantara Niaga,
- Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika dahulu manusia mendapatkan informasi dengan cara pergi ke perpustakaan, membaca buku, membaca koran, atau menyaksikan langsung suatu peristiwa. Di era modernisasi ini manusia dapat mendapatkan informasi dengan mudah melalui teknologi informasi dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan 1993 menyebutkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi. Maka teknologi informasi digital adalah teknologi pengelolaan informasi yang berbentuk digital melalui proses digitalisasi. Dilansir dari Forbes, digitalisasi adalah pengambilan informasi analog dan mengkodekannya menjadi nol dan satu bahasa biner sehingga komputer dapat menyimpan, memproses, dan mengirimkan informasi tersebut. Baca juga Cara Menghargai Ilmu Pengetahuan dan TeknologiLingkup Kerja Abdul Kadir dalam buku Pengenalan Teknologi Informasi 2003 menyebutkan bahwa Haag 2000 membagi lingkup kerja teknologi digital menjadi Teknologi masukan adalah segala macam teknologi yang bisa mendigitalisasi suatu informasi misalnya keyboard dan scanner. Teknologi keluaran adalah segala sesuatu yang bisa menampilkan informasi misalnya layar monitor. Teknologi perangkat lunak adalah berbagai software untuk mengolah informasi. Teknologi penyimpanan adalah media penyimpanan infomasi seperti hard disk. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang dapat menghubungkan manusia dalam jarak jauh seperti mesin ATM maupun media sosial. Mesin pemroses atau dikenal sebagai central processing unit CPU Komunikasi teknologi dapat dilakukan di lingkungan akademis, lingkungan kerja, dan lingkungan umum. Tidak dapat dilakukan di lingkungan industri. Kelebihan teknologi informasi digital Adapun kelebihan teknologi digital adalah Aksesibilitas Data yang lebih tinggi Dengan adanya teknologi informasi digital, aksesibilitas data akan lebih tinggi. Untuk menemukan suatu informasi tidak perlu datang ke tempat langsung atau membeli buku, informasi tersebut dengan mudah dan praktis didapatkan melalui internet. Baca juga Dampak Kemajuan Teknologi di Bidang Sosial dan Budaya Kemudahan akses informasi memberikan dampak baik lainnya seperti penghematan waktu dan juga penghematan biaya. Belum lagi informasi yang diakses secara digital lebih hemat tempat karena satu laptop saja bisa menyimpan ratusan buku tanpa menyita tempat di dalam rumah.
KarakteristikSistem Pemrosesan Transaksi Jumlah data yang diproses sangat besar Sumber data umumnya internal dan keluaran terutama dimaksudkan untuk pihak internal Pemrosesan informasi dilakukan secara teratur Kapasitas penyimpanan (basis data) besar Kecepatan pemrosesan yang diperlukan tinggi karena volume yang besar Masukan dan keluaran terstruktur PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL Pengembangan Direktori data Direktori data berisi informasi tentang keberadaan dari data utama. 41 Metadata adalah data mengenai data dan mencakup karakter teknis dari data, syarat akses dan prosedur-prosedur, dan bagaimana memperoleh informasi selanjutnya. Infrastruktur data spasial nasional harus mencakup direktori data atau sistem direktori dengan mana pengguna dapat mengetahui tentang ketersediaan dan kecocokan data yang diinginkan. Direktori mencakup data utama yang merupakan bagian dari infrastruktur dan data lain yang tersedia ataupun data yang masih dalam pengembangan. Konsep direktori data spasial nasional dan keberadaan sistem direktori data tersebut merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan IDSN. Salah satu kebijakan pembangunan IDSN yang perlu diprioritaskan adalah kebijakan tentang metadata yang didistribusikan secara cuma-cuma dan dapat dipertukarkan. Penelitian dan Pengembangan IPTEK dan Pengembangan SDM Penyelenggaraan IDSN memerlukan keterlibatan teknologi dalam proses-proses pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian data serta tersedianya sumberdaya manusia yang menguasai teknologi tersebut. - Meningkatkan Penelitian Tentang Basisdata - Meningkatkan Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Clearinghouse - Meningkatkan Teknik Data acquisition 42 - Mengembangkan Teknik Data Processing - Penelitian Efisiensi Distribution Data - Peningkatan Kualitas SDM IDSN - Promosi Kemampuan SDM nasional Meningkatkan Penelitian Tentang Basisdata Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengenai pengelolaan dan penggunaan basisdata geospasial. Penelitian di bidang basisdata perlu diselenggarakan mengingat volume data yang disimpan disetiap kastodian saat ini sudah cukup besar sehingga memerlukan teknik pengelolaan basisdata yang dapat mempercepat akses terhadap data tersebut. Meningkatkan Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Clearinghouse Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan pengembangan Jaringan Clearinghouse yang mencakup sistem basisdata, protokol komunikasi, dedicated lines, local area network, wide area network, integrated-service networks dan internet. Meningkatkan Teknik Perolehan Data Penelitian dan pengembangan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan perolehan data data acquisition dengan menggunakan teknologi Global Positioning System GPS, Total station, dan digital photogrammetry. 43 Mengembangkan Teknik Pemrosesan Data Penelitian dan pengembangan dalam pemrosesan data dengan teknologi komputer dan perangkat lunak pengolahan data sehingga dapat diterapkan untuk memproses data dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat. Penelitian Efisiensi Distribusi Data Penelitian dan pengembangan IPTEK dalam proses distribusi data perlu diselenggarakan terutama yang berkaitan dengan system on-line melalui internet. Teknologi penayangan peta bahkan analisis spasial secara on-line di internet saat ini sudah tersedia sehingga yang perlu dilakukan adalah penguasaan teknologi tersebut agar dapat diterapkan di setiap kastodian data. Penelitian dan pengembangan IPTEK juga perlu dilaksanakan untuk menunjang penerapan teknologi e-commerce agar penjualan data dan informasi spasial dapat dilaksanakan melalui internet secara on-line. Peningkatan Kualitas SDM Surta Mendorong peningkatan kualitas SDM di pusat maupun di daerah yang mampu dalam menyelenggarakan IDSN melalui partisipasi aktif dalam 44 - program sertifikasi oleh pihak yang berwenang - pelatihan-pelatihan yang bersertifikasi Promosi Kemampuan SDM nasional Mempromosikan standar kemampuan SDM nasional di bidang pengelolaan informasi geospasial yang berdaya saing internasional. Manajemen Penyelenggaraan IDSN Manajemen Penyelenggaraan IDSN dilaksanakan melalui Fora IDSN. Implementasi Fora IDSN dapat dilaksanakan dengan mengelompokkan jenis forum koordinasi sesuai dengan aspek-aspek yang diperlukan untuk disepakati oleh semua institusi yang terkait dalam kerangka disain pembangunan IDSN. Pengelompokkan Fora IDSN tersebut adalah Forum Koordinasi Kebijakan Forum ini ditujukan untuk mensinergikan kebijakan dan rencana strategis yang dilaksanakan pada semua institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum ini beranggotakan semua pimpinan institusi terkait dan sedikitnya 1 satu kali dalam 5 lima tahun melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka penyempurnaan Kebijakan dan Rencana strategis pada masing masing institusinya. 45 Forum Koordinasi Teknis Forum ini ditujukan untuk mensinergikan Program Tahunan yang dilaksanakan pada semua institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum-forum sejenis ini beranggotakan semua pimpinan unit pada institusi terkait, setingkat Eselon II dan sedikitnya 1 satu kali dalam setahun melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka penyempurnaan Program Tahunan yang akan dilaksanakan pada unit yang dipimpinnya. Forum ini dapat lebih dikembangkan dengan mengelompokkan sesuai dengan aspek aspek yang merupakan komponen IDSN. Tim Kerja Teknis Forum ini ditujukan untuk mensinergikan operasionalisasi Kegiatan yang dilaksanakan pada suatu institusi terkait dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. Forum ini beranggotakan beberapa perwakilan dari institusi terkait, setingkat Eselon III dan melaksanakan pertemuan yang intensif dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan yang melibatkan beberapa instansi terkait dalam pelaksanaannya. Forum – forum lainnya Forum – forum koordinasi lainnya yang bersifat kemitraan institusional atau kerjasama internasional dalam rangka mendukung program pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional. 46 BAB V P E N U T U P Dengan diterbitkannya buku ini semoga pembangunan IDSN di Indonesia mendapatkan percepatan dalam pengembangannya untuk mewujudkan amanat program nasional yang diemban oleh segenap unsur lintas pelaku yang ada di Indonesia. Uraian yang disusun dalam buku pedoman ini tentunya tidak akan mempunyai arti yang signifikan dalam kerangka pembangunan nasional manakala tidak ada etiket baik dari semua pihak terkait, guna mewujudkan kepemerintahan yang baik Good Governance. Untuk itu sangat diharapkan adanya pemenuhan komitmen dari semua pihak dalam rangka mewujudkan keinginan dan cita-cita pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan dan pemanfaatan data dan informasi spasial dalam kerangka IDSN. Karena dengan pemanfaatan dan mengoptimalan data dan informasi yang ada maka akan terjadi suatu efisiensi yang luar biasa. Pedoman-pedoman lainnya yang memperjelas dari semua komponen IDSN akan disusun dalam waktu yang tidak terlalu lama dan tidak terlepas dari peran serta semua unsur lintas pelaku. 47 DownloadSistem Informasi Source Code. By Bale Kode Last updated Sep 1, 2020 1. Download Source Code Aplikasi Pengolahan Data Pelanggan Internet! Setiap perusahaan yang bergerak di bidang usaha apapun pasti memiliki database perusahaan. Baik itu berupa data pelanggan, stok barang, dan lain sebagainya. Hal ini juga berlaku pada perusahaan yang

Submitted 10-03-2022 Reviewed 01-06-2022 Accepted 13-06-2022 1 Perancangan Aplikasi Sistem Informasi untuk Pengelolaan Data Validasi ODP Studi Kasus Divisi Data Management Telkom Witel Sumbar M. Arief Kurniawan1, Maha Rani2, Ricki Ardiansyah3, Tika Christy4, M. Aidil Rahman5 1,3,5Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang 2Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang 4Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran 2ranimaha1405 5aidilrahman1309 Abstract One of the divisions at Telkom Witel West Sumatra is the data management division, where this division has a task, one of which is to check ports or validate data on every ODP device in the field. This data validation was carried out by HD Daman staff in coordination with a team of technicians in the field. The validated ODP data manager is stored using notepad which is then recapitulated in GoogleSheets. There are some difficulties in data recapitulation where each HD Daman Staff has to take turns recapitulating data in one googlesheets. In addition, to search for validated ODP data is still less efficient because the ODP data for PSB and Interruption are located in different sheets. Therefore, this research was conducted to design a web-based system that is able to shorten the workflow of HD Daman staff in recapitulating and managing validated ODP data. The method that will be used in this research is the waterfall method. For system design will be done using UML diagrams.. Keywords data validation, UML, information system, web based system, waterfall. Abstrak Salah satu divisi yang ada di Telkom Witel Sumbar adalah divisi data management, dimana divisi ini memiliki tugas yang salah satunya adalah melakukan pengecekan port atau validasi data disetiap perangkat ODP yang ada di lapangan. Validasi data ini dilakukan oleh staff HD Daman yang berkoordinasi dengan tim teknisi di lapangan. Pengelolaah data ODP yang telah di validasi disimpan menggunakan notepad yang kemudian direkap didalam GoogleSheets. Terdapat beberapa kesulitan dalam merekap data dimana setiap Staff HD Daman harus bergantian merekap data dalam satu googlesheets. Selain itu, untuk mencari data ODP yang telah divalidasi masih kurang efisien karena data ODP untuk PSB dan Gangguan terletak di sheets yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah sistem berbasis web yang mampu mempersingkat alur kerja staff HD Daman dalam merekap hingga mengelola data ODP yang telah di validasi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode waterfall. Untuk perancangan sistem akan dilakukan dengan menggunakan Diagram UML. Kata kunci Validasi Data, Sistem berbasis web, Sistem Informasi, waterfall, UML. © 2022 Jurnal Pustaka Data1. Pendahuluan Dengan berkembang pesatnya kemajuan teknologi dan informasi pada saat ini, telah dapat mempermudah pekerjaan diberbagai bidang. Telah banyak perusahaan yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan kerja dilingkungan perusahaan tersebut. Vol. 2 No. 1 2022 1 – 4 E ISSN 2809-7483 M. Arief Kurniawan1, Maha Rani2, Ricki Ardiansyah3, Tika Christy4, M. Aidil Rahman5 Jurnal Pustaka Data Vol . 2 No. 1 2022 1 – 4 Submitted 10-03-2022 Reviewed 01-06-2022 Accepted 13-06-2022 2 Divisi Data Manajemen adalah salah satu divisi yang ada di Telkom Witel Sumatera Barat yang bertugas dalam mengelola data. Data yang dikelola adalah data perangkat ODP. Pada perangkat ODP terdapat 8 hingga 16 port dimana disetiap port terdapat nomor telpon, nomor internet, serial number serta nama pelanggan. Untuk mendapatkan data yang valid dari setiap port perangkat ODP yang ada dilapangan, maka divisi Data Manajemen melakukan validasi data ODP setiap harinya. Validasi data ini dilakukan oleh staff HD dan staff teknisi yang bekerja dilapangan. Didalam kegiatan validasi data ODP, terdapat dua jenis kegiatan yaitu validasi data untuk kepentingan PSB dan validasi data untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada pelanggan. Dalam melakukan validasi, staff HD akan meminta staff teknisi dilapangan untuk mencabut port satu persatu. Setelah itu akan didapatkan data pelanggan disetiap port menggunakan aplikasi iManagerU2000 untuk perangkat HUAWEI dan aplikasi ZOC untuk perangkat ZTE. Untuk mnyimpan hasil validasi ODP, Staff HD masih menggunakan notepad. Hasil validasi data ODP yang ada dinotepad kemudian direkap kedalam sheets yang ada digooglesheets. Terdapat 2 jenis sheets beradasarkan jenis kegiatan validasi ODP, sheets untuk menyimpan data validasi ODP Full untuk PSB dan data validasi ODP untuk gangguan. Sheets yang digunakan juga dibagi berdasarkan bulan dilakukan validasi ODP tersebut. Sehingga terdapat 12 sheets dalam 1 tahun untuk setiap jenis validasi ODP. Validasi data ODP dilakukan apabila teknisi dilapangan mengajukan permintaan untuk melakukan validasi ODP melalui aplikasi telegram, setelah itu maka staff HD akan melakukan pngecekan apakah ODP tersebut telah divalidasi atau belum. Pengecekan tersebut akan dilakukan dengan melakukan pencarian dengan menggunakan nama ODP melalui aplikasi telegram. Banyaknya ODP yang telah divalidasi, membuat staff HD kesulitan untuk melakukan pencarian, karena pencarian ditelegram akan memunculkan history chat yang mendekati nama ODP tersebut. Jangka waktu validasi ODP disetiap ODP adalah 3 bulan, apabila teknisi melakukan permintaan validasi ODP yang data validasinya lebih dari 3 bulan yang lalu, maka akan dilakukan validasi ulang. Untuk mempermudah semua proses kegiatan validasi data tersebut, penelitian ini bermaksud untuk membuat suatu aplikasi berbasis web yang akan digunakan oleh staff HD untuk menyimpan hasil validasi serta mengelola data hasil validasi ODP sehingga dapat mempermudah staff HD melakukan pengecekan data ODP yang telah divalidasi berdarkan nama ODP. 2. Metode Penelitian Perancangan Sistem Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi sebagai perancangan sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem, yang merupakan alat bantu grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem [5]. Model Waterfall Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah model waterfall. Model waterfall merupakan metode yang beruntun serta tidak berubah-ubah dan umum digunakan sebagai perancangan perangkat lunak. Metode ini tidak hanya terfokus pada suatu tahap tertentu namun sesuai pada urutan tahap yang telah ditetapkan [3]. Unified Modelling LanguageUML UML adalah bahasa pemodelan umum yang menjadi standar di bidang ilmu komputer dan rekayasa perangkat adalah sebuah sekumpulan konvensi permodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuiah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek. UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak [1]. Usecase Diagram Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi yang ada didalam use case tersebut [6]. Class Diagram Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem [2]. Activity Diagram Activity diagram merupakan diagram yang menggambarkkan workflow atau aktivitas dari sebuah sistem yang ada pada perangkat lunak [4]. 3. Hasil dan Pembahasan Proses validasi ODP pada divisi Data Manajemen di Telkom Witel Sumatera Barat telah dilakukan dari tahun 2018 oleh staff HD Daman. Dalam proses validasi data ODP, ada beberapa kesulitan yang M. Arief Kurniawan1, Maha Rani2, Ricki Ardiansyah3, Tika Christy4, M. Aidil Rahman5 Jurnal Pustaka Data Vol . 2 No. 1 2022 1 – 4 Submitted 10-03-2022 Reviewed 01-06-2022 Accepted 13-06-2022 3 dihadapi oleh staff HD Daman. Adapun kesulitan yang dihadapi antara lain perekapan data validasi yang masih dilakukan secara manual, sulitnya melakukan pengecekan kapan terakhir suatu ODP divalidasi, dan sulitnya melakukan pencarian data ODP yang sudah pernah divalidasi. Dari kesulitan yang dihadapi oelh staff HD Daman dalam mengelola data validasi ODP, maka aplikasi yang akan dibangun akan menyediakan kemudahan dalam proses rekap hasil validasi ODP yang akan direkap secara otomatis setelah kegiatan validasi dilakukan. Selain itu, aplikasi yang akan dibangun dapat menyediakan menu untuk mencari data ODP yang telah divalidasi dan menyajikan informasi kapan terakhir ODP tersebut divalidasi. Adapun data yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut 1. Data yang diinput adalah data hasil validasi dengan type text, integer, dan date. 2. Data yang diproses adalah data hasil validasi dengan type text, integer, dan date. 3. Data yang akan ditampilkan sebagai output berupa text, integer, dan date. Usecase Diagram Dalam merancang Usecase Diagram, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendefenisikan aktor yang akan menggunkan sistem, serta mendefinisikan usecase yang akan berinteraksi dengan aktor. Adapun usecase diagram yang telah dirancang dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 1. Usecase Diagram Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Data Validasi ODP Pada usecase diagram di atas, menggambarkan hubungan antara aktor dengan usecase yang dihubungkan dengan garis lurus. Hubungan antara usecase dihubungkan dengan garis panah dengan type generalisasi, dimana arah panah mengarah pada usecase dengan fungsi yang lebih umum. Pada usecase diatas, dapat dilihat bahwa dalam mengelola hasil validasi, aktor dapat melakukan input, update serta melihat hasil validasi ODP. Selain itu, aktor juga dapat mencari data ODP secara lansung. Class Diagram Rancangan class diagram yang akan digunakan dalam membangun aplikasi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 2. Class Diagram Aplikasi Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Data Validasi ODP Pada class diagram diatas, digambarkan hubungan antar kelas yang digunakan dalam membangun aplikasi ini. Tiap kelas dihubungan dengan sebuah garis. Hubungan antara kelas main dan kelas dataodp memiliki multiplaycity 1..* ke 1..* dimana objek yang terdapat pada kelas main dapat mengakses 1 atau lebih objek yang ada pada kelas dataodp. Begitu juga sebaliknya, kelas dataodp dapat diakses oleh banyak objek yang terdapat dikelas main. Activity Diagram Adapaun aktifitas sistem dari aplikasi yang dirancang pada penelitian ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini Gambar 3. Activity Diagram Aplikasi Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Data Validasi ODP Pada class diagram diatas menggambarkan alur aktifitas yang dilakukan oleh HD Daman. Aktifitas dimulai dari mengakses menu aplikasi, kemudian M. Arief Kurniawan1, Maha Rani2, Ricki Ardiansyah3, Tika Christy4, M. Aidil Rahman5 Jurnal Pustaka Data Vol . 2 No. 1 2022 1 – 4 Submitted 10-03-2022 Reviewed 01-06-2022 Accepted 13-06-2022 4 terdapat 4 pilihan menu yang dapat digunakan oleh HD Daman antara lain Input hasil validasi odp, melihat hasil validasi odp, update data validasi odp, dan mencari data odp. 4. Kesimpulan Setelah melakukan analisa, perancangan hingga pengujian aplikasi sistem informasi pengelolaan data validasi odp, maka didapat kesimpulan Aalikasi sistem informasi pengelolaan data validasi odp yang dibangun dapat mempermudah kerja staff HD Daman dalam mengelola data validasi ODP. Pemodelan UML sangat tepat dan mudah diimplementasikan dalam merancang perancangan sistem untuk aplikasi sistem informasi pengelolaan data validasi odp. Daftar Rujukan [1] Helmud Ellya, dkk. 2019. "Jurnal PENGEMBANGAN E-PROCUREMENT MENGGUNAKAN MODEL FAST STUDI KASUS SAKTI DIPANGKALPINANG". [2] Hendini Ade. 2016. "Jurnal PEMODELAN UML SISTEM INFORMASI MONITORING PENJUALAN DAN STOK BARANG STUDI KASUS DISTRO ZHEZHA PONTIANAK". [3] Oktasasri Ana Juwita, Kurniadi Denny. 2019. "Jurnal PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEGIATAN MAHASISWA BERBASIS WEB ". [4] Putra Dede Wira Trise, Andriani Rahmi. 2019. "Jurnal Unified Modelling Language UML dalam Perancangan Sistem Informasi Permohonan Pembayaran Restitusi SPPD". [5] Simatupang Julianto, Sianturi Setiawan. 2019. "Jurnal PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN TIKET BUS PADA PO. HANDOYO BERBASIS ONLINE". [6] Suprobo Jody, dkk. 2019. "Jurnal Perancangan Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pestisida Pada CV XYZ ". -

0Vf3. 153 258 286 318 432 97 161 202 143

pengelolaan data informasi dan internet